Subscribe to Our Newsletter ! Free and No SPAM !

Tertawa di dalam bejana

logoblog
Aku mengundangmu tertawa tanpa kunci pembuka
Seperti pintu gerbang keluarga Zoldyc yang sulit untuk terbuka
Diseret ketajaman mata menelanjangimu karna hasil apa yang dia pinta
Di beranda kau tetap renjana, dan bungkam fitnah dengan bandela
Dimana binneka tungkal ika?
Sejak parameter hak asasi kau ukur dengan seberapa banyak stigma yang kau filter tuk tetap ada
Kini libidokulah yang mengalihkan pada samsara
Di dalam jiwa yang tepiskan citra tuk bahagia
Aku adalah glosarium yang terkemas tuduhanmu di dalam kepala
Berceritalah di atas mimpi rasio para dewa
Terasingkan dunia karna kau menganggapku seperti tak pernah ada
Seperti fauna terbungkus akuarium sebagai objek semata
Lupakan gelagat skenario dari ribuan orang jumawa
Seperti karnivora yang siap membantaimu jika ia sesuai selera

Pangkaslah paparan tuk terlihat sempurna
Pikirkan tentang ibu yang ingin melahirkan, bertarung dengan maut
Tanggalkan semua beban, seperti air hujan yang tetap terjatuh meski terkadang tak diinginkan
Masuki alam fana, bersama para musafir yang berkelana
Dialog buta, seputar tentang integritas ketika bertemu para sarjana
Dunia ini sementara,
Maka hari ini tertawalah sebelum tertawa itu dilarang
Mengikuti kebaikan yang berangsur luntur dan bertindak sebelum hilang
Seperti jihadnya pejuang berperang dan tak takut meski tertusuk pedang
Bukan gelar yang membuatmu tergelincir ke jurang
Bukan juga sebuah kopiah dan gamis semata dibilang agar agamis
Bukan juga hegemonis tai si sampah kapitalis
Bukan terbakar cinta di bawah tahta orang terkondang
Tapi, murni lillahi taala kasih sayang yang hangat membuat ubun2mu lembut di kepala...