Subscribe to Our Newsletter ! Free and No SPAM !

Remaja

logoblog
Menghiraukan perkataan orang yang lebih tua.
Membenarkan perbuatan sendiri, walaupun tidak paham yang dilakukan.
Tuduhan seolah benar dan mereka salah.
Merasa marah pada sesuatu yang tidak sesuai.
Mencari cara agar bisa tetap pada pendirian.

Begitulah kau yang terduduk di tengah kebingungan.
Mengisap rokok tembakau menenangkan pikiran.
Berpikir sebentar dan berkata, "Apa maksud semua ini Tuhan?".

Menengadah ke langit dan termenung,
Seakan langit itu memanjakanmu.
Menatap indahnya cakrawala yang membuat batinmu sedikit tenang

Dan dirimu ingin naik.
Lihatlah ke atas, meski hanya pandangan yang melihatnya Itu sudah cukup.
Bila matamu enggan melihat ke atas,
Akan berada pada kesetaraan.
Maka, menataplah ke bawah.
Kau takkan pernah tahu rupa atau bentuk atau gambaran dari keinginannya...

Dirimu tidak lebih baik dari pada dewasa, hormati keberadaannya..
Dan jika kau dewasa pun belum tentu lebih baik dari remaja. Maka hargailah usahanya.


Di sebuah warung sederhana ada remaja membeli sebungkus rokok dan membayar dengan uang 100 ribu rupiah.
"Lama sekali ngitung kembalian doank!" Cetus batinnya.

Terlihat sosok dewasa. Pergerakannya lambat. Pemikirannya bagai orang yang melupakan diri sendiri.
Ia mencari dan memastikan uang yang dipegangnya, berapa dan berapa. Setelah yakin ia bergegas dan memberi uang itu pada remaja.
"Makasih ya, dek," katanya dengan lirih.

"Sama-sama!" Jawab remaja.
Wajahnya kesal. Lalu Ia pergi ke tujuan semula.
Diperjalanan batinnya berucap, "udah mahal lambat pula, nyesel gua beli disitu."

Perbedaan ucapan dari suasana yang tak menghormati atau menghargai itu sama saja, tak berbeda, buruk atau baik, jahat atau baik.
Dan mana yang paling benar? Entahlah.

Keburukan orang kau letakkan pada kebaikan, cahaya ketenangan datang menghampiri
Seperti dewasa dan remaja. Ada perbedaan....

Kau merasa benar itu tak baik kecuali kebenaran itu sudah menemanimu...